Kamis, 18 Juni 2009

TUA ITU PASTI, DEWASA ITU PILIHAN, BIJAKSANA?

Sungguh Kagum terhadap seorang "guru" yang sangat bijaksana memberi saya petuah tentang hidup dan permasalahan yang saya hadapi. Guru saya menjelaskan bahwa sebenarnya untuk bisa dinilai sebagai seorang bijak bukanlah pengetahuan ataupun pengalaman yang penting, tetapi bersedia untuk lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang mulai dinilai bijak apabila ia sudah dapat menyadari kekosongan atau menghilangkan rasa egonya.
Bijaksana tidak bisa dilihat dari umur seseorang. Bijaksana adalah suatu pola pikir yang santun dan bertanggung jawab dalam melihat suatu masalah yang ada. Bijaksana hanya biasa terwujud jika kita dapat mengendalikan emosi kita, dan melihat masalah dari berbagai kaca mata. Sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang santun dan bertanggungjawab.
Kebijaksanaan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, masa lalu, pendidikan, dan iman. Tetapi menjadi bijaksana dapat dilatih, dapat dipelajari, dan akhirnya dapat diamalkan, lalu bagaimana cara kita menjadi bijaksana?
1. Selalu mengevaluasi diri apa adanya (kekuatan dan kelemahan) sebelum mengevaluasi orang lain, sekaligus mau mengakui kelemahan diri kita.
2. Selalu memprioritaskan pengunaan sumberdaya secara optimum (tidak boros) tanpa merugikan pihak lain.
3. Berempati terhadap orang lain yang sedang mengalami duka atau sukacita
4. Menahan emosi (bersabar dan menahan amarah) atas kritik orang lain tentang diri kita
5. Menjadi pendengar dan pembicara yang baik (ucapan, bahasa tubuh, kadar emosi)
6. Merespon pendapat orang lain tanpa harus menyakiti orang tersebut; dan hendaknya memberi jalan keluarnya
7. Berpenampilan murah senyum dan tidak pelit menghargai orang lain; sekaligus menihilkan sifat menyakiti orang lain
8. Menunjukkan kerendahan hati namun tidak rendah diri kecuali di hadapan Tuhan YME
9. Selalu menambah ilmu pengetahuan, dan memanfaatkannya demi kebaikan.
10. Mensyukuri apapun yang diberikan Tuhan YME kepada kita
11. Mengurangi rasa kesedihan atas kehidupan yang keras; bersabar dan siap-siaplah menerima pertolongan yang segera datang dari Tuhan YME

Bijaksana bukan tuntutan, tetapi seharusnya sudah inheren bagi diri kita. Makhluk Tuhan yang hidup dalam banyak ragam kehidupan. Karena kehidupan yang normal adalah adanya keseimbangan hidup. Orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan bathinnya adalah menghancurkan orang lain. Dengan bisa bersikap bijaksana, kehidupan yang kita jalani akan lebih baik dan bermanfaat bagi kita. mari kita mencoba menjadi lebih bijak dalam hidup dan kehidupan ini.
"Tua itu pasti. Dewasa itu pilihan. Bijaksana itu…?"

Sudah Bijak Kah..kita ?......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

-------------------------------------------*/

Sungguh Kagum terhadap seorang "guru" yang sangat bijaksana memberi saya petuah tentang hidup dan permasalahan yang saya hadapi. Guru saya menjelaskan bahwa sebenarnya untuk bisa dinilai sebagai seorang bijak bukanlah pengetahuan ataupun pengalaman yang penting, tetapi bersedia untuk lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang mulai dinilai bijak apabila ia sudah dapat menyadari kekosongan atau menghilangkan rasa egonya.
Bijaksana tidak bisa dilihat dari umur seseorang. Bijaksana adalah suatu pola pikir yang santun dan bertanggung jawab dalam melihat suatu masalah yang ada. Bijaksana hanya biasa terwujud jika kita dapat mengendalikan emosi kita, dan melihat masalah dari berbagai kaca mata. Sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang santun dan bertanggungjawab.
Kebijaksanaan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, masa lalu, pendidikan, dan iman. Tetapi menjadi bijaksana dapat dilatih, dapat dipelajari, dan akhirnya dapat diamalkan, lalu bagaimana cara kita menjadi bijaksana?
1. Selalu mengevaluasi diri apa adanya (kekuatan dan kelemahan) sebelum mengevaluasi orang lain, sekaligus mau mengakui kelemahan diri kita.
2. Selalu memprioritaskan pengunaan sumberdaya secara optimum (tidak boros) tanpa merugikan pihak lain.
3. Berempati terhadap orang lain yang sedang mengalami duka atau sukacita
4. Menahan emosi (bersabar dan menahan amarah) atas kritik orang lain tentang diri kita
5. Menjadi pendengar dan pembicara yang baik (ucapan, bahasa tubuh, kadar emosi)
6. Merespon pendapat orang lain tanpa harus menyakiti orang tersebut; dan hendaknya memberi jalan keluarnya
7. Berpenampilan murah senyum dan tidak pelit menghargai orang lain; sekaligus menihilkan sifat menyakiti orang lain
8. Menunjukkan kerendahan hati namun tidak rendah diri kecuali di hadapan Tuhan YME
9. Selalu menambah ilmu pengetahuan, dan memanfaatkannya demi kebaikan.
10. Mensyukuri apapun yang diberikan Tuhan YME kepada kita
11. Mengurangi rasa kesedihan atas kehidupan yang keras; bersabar dan siap-siaplah menerima pertolongan yang segera datang dari Tuhan YME

Bijaksana bukan tuntutan, tetapi seharusnya sudah inheren bagi diri kita. Makhluk Tuhan yang hidup dalam banyak ragam kehidupan. Karena kehidupan yang normal adalah adanya keseimbangan hidup. Orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan bathinnya adalah menghancurkan orang lain. Dengan bisa bersikap bijaksana, kehidupan yang kita jalani akan lebih baik dan bermanfaat bagi kita. mari kita mencoba menjadi lebih bijak dalam hidup dan kehidupan ini.
"Tua itu pasti. Dewasa itu pilihan. Bijaksana itu…?"

Sudah Bijak Kah..kita ?......